Tuesday 23 August 2016

Kisah Ibrahim dan Ismail Alaihima as-Salam (part 1)

Hajar dan putranya, Ismail

Ketika suatu masalah terjadi antara Ibrahim dan keluarganya (kecemburuan antara istrinya –Sarah- yang tidak memiliki putra dengan Hajar, ibunda Ismail), Allah memerintahkan Ibrahim untuk memindahkan Hajar dan anaknya di Hijaz. Pergilah Ibrahim bersama Hajar yang sedang dalam masa menyusui Ismail, kemudian meletakkan mereka di dekat al bait (lokasi ka’bah) di bawah rimbunnya pohon di atas mata air zam-zam dari masjid tertinggi, dan saat itu tidak ada seorangpun berada di Mekah, tidak pula ada air di sana, maka ia meletakkan di sisi mereka satu wadah dengan kurma di dalamnya dan bejana dengan air di dalamnya. 

(Ibrahim kembali bertolak, maka Ibunda Ismail mengikutinya)

Hajar berkata, “Kemana engkau akan pergi, meninggalkan kami di lembah, yang tidak ada seorang manusiapun, pun tak ada sesuatu di sini?”

(Hingga Hajar berkata seperti itu berulang kali, sedang Ibrahim tak sedikitpun menoleh kepadanya)

Hajar berujar, “Apakah Allah yang memerintahkanmu ini?” 

Ibrahim mejawab, “Iya”

Hajar, “Baiklah, (aku yakin) Allah takkan menyia-nyiakan kami”

Hajar kembali ke tempatnya semula, dan Ibrahim Alaihi Sholatu Wa Sallam bertolak, sampai ketika ia tiba di Tsaniyah (suatu tempat di Mekah), yang tidak ada melihatnya di sana, ia menghadap wajahnya ke kiblat

Ibrahim berdoa, “Wahai tuhan kami, sesungguhnya aku menempatkan keturunanku di lembah yang tidak ada tanaman di sana, di sisi Baitul Haram-Mu, Wahai tuhan kami, supaya mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah pikiran dari manusia mengarah ke sana, dan berilah mereka rizki dari buah-buahan, semoga mereka bersyukur” 

Ibunda Ismail Mencari Air

Mulailah Hajar menyusui Ismail dan meminum dari air itu (air yang di dalam bejana) sampai tatkala air itu habis dan ia haus, begitupula puteranya. Ia melihat putranya tiba-tiba rewel, sehingga ia enggan memandang putranya. Sedangkan puteranya hampir mati kehausan. Akhirnya Hajar mendapati ada shafa, bukit terdekat dari tempat ia berpijak saat itu. Kemudian ia menaikinya dan menghadap suatu lembah, memeriksa apakah terlihat seseorang di sana, dan ternyata ia tidak menjumpai seorangpun. Maka ia turun dari shafa, sampai ketika ia sampai ke lembah lain, ia mengangkat salah satu sisi pakaiannya kemudian berjalan cepat, berlari kecil-kecil seperti seorang yang lelah, sampai ia melewati lembah itu, kemudian ia mendatangi bukit marwah dan menaikinya untuk melihat sesuatu, namun ia tak melihat suatu apapun. Dan ia melakukan itu sebanyak tujuh kali.

Ibn Abbas berkata, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Maka itulah Sa’i manusia di antara keduanya (bukit shafa dan marwah)” 

Memancarnya Air Zam-Zam 

Hajar menyapu pandangan ke marwah untuk terakhir kalinya, dan ia mendengar suara. Maka ia berkata dalam hatinya kepada dirinya sendiri, “Diamlah!” kemudian ia berusaha mendengarkan dengan seksama, maka hatinya juga mendengar suara itu.

Hajar berkata pada dirinya (dalam hatinya), “Aku dengar juga jika engkau memiliki suatu permohonan, maka memohonlah, wahai jiwaku”. Sejenak, tiba-tiba muncul malaikat di dekat (tempat akan munculnya air zam-zam), menggali dengan sayapnya sehingga menyemburlah air. Dan ia (Hajar) mulai menampung air itu, membentuk telaga dan ia berkata dengan tangannya seperti ini, lalu ia menciduk dan menuangkan air itu dalam wadah persediaan airnya, dan segera meminum air itu lalu menyusui puteranya kembali. 

Ibn Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Semoga Allah merahmati Ibunda Ismail, jika ia meninggalkan zam-zam, maka zam-zam akan menjadi air yang terus mengaliri seluruh dunia”

Malaikat itu berkata, “Kalian tidak perlu takut akan binasa, karena tepat di sini adalah baitullah yang akan dibangun oleh anak ini bersama ayahnya, dan Allah takkan menyia-nyiakan ahluNya (orang yang dekat denganNya). (Dan adalah ka’bah itu terletak tinggi daripada tanah seperti daerah Rabiyah yang datang padanya aliran air yang besar dari berbagai arah, kanan dan kiri)     

Kabilah Jurhum singgah di dekat air zam-zam : 

Hajar tinggal di sana sampai ada rombongan Kabilah Jurhum yang lewat dan singgah di daerah Makah, lalu mereka melihat ada burung yang berputar-putar di atas. Mereka berkata, “Sesungguhnya burung di atas ini berputar-putar di atas sumber air, padahal kita sudah sering melewati lembah ini dan tidak pernah menjumpai ada air di sini." Maka mereka mengutus penyelidik (mata-mata), ternyata mereka menemukan air, sehingga mereka kembali dan mengabarkan tentang air itu. Kemudian mereka ke sana dan lihatlah, Ibunda Ismail berada di samping air itu.

Jurhum berkata, “Apakah engkau mengizinkan kami untuk singgah dan tinggal di sini?”

Hajar menjawab, “Baiklah, akan tetapi kalian tidak punya hak terhadap air ini (artinya jika menginginkan air itu, harus izin terlebih dahulu).”

Jurhum membalas, “Ya”

Maka tinggallah Jurhum di sana dan mereka mengirimkan kabar kepada keluarga-keluarga mereka, sehingga keluarga mereka semua tinggal di sekitar mereka

Ibn Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata, bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Maka, akhirnya terbentuklah pemukiman dan Ibunda Ismail disayangi orang-orang di sana”


Disarikan dari kitab Min Bada'i al Qasas An Nabawiy, karya Muhammad bin Jamil Zainu
Penerjemah : Syafiqul Lathif 

No comments:

Post a Comment