Tuesday 9 August 2016

Kisah Jamuan Makan Jabir Radhiyallahu 'Anhu yang Diberkahi


Dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Kami dulu pernah menggali parit saat perang khandaq, kemudian tampak di sana ada batu cadas besar, sehingga mereka datang kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dan berkata, “Batu cadas ini ada di parit” 

Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata, “Aku saja yang turun” (Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam berdiri sedang di perutnya diganjal dengan batu)

Jabir berkata, “Dan kami tinggal di sana selama tiga hari tidak merasakan suatu makanan pun (Nabi mengambil godam lalu memukul (batu tersebut) lalu ia hancur berkeping-keping)

Jabir berkata, “Wahai Rasulullah izinkan aku pulang ke rumah”

Jabir (merasa lelah) berkata kepada istrinya, “Aku melihat rasa lapar pada diri nabi, namun beliau bersabar, apakah engkau memiliki sesuatu?”  

Istri Jabir, “Aku memiliki gandum dan ‘inaq (anak domba yang betina)”

Jabir menyembelih anak domba itu sedang istrinya menggiling syair (gandum yang belum halus) lalu ia datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Jabir (berkata), “Aku memiliki sedikit makanan, maka datanglah engkau bersama satu atau dua orang saja”

Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata, “Seberapa?”

Jabir menjawab, “Seekor anak domba dan sedikit gandum”

Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam membalas, “Semoga menjadi banyak lagi baik, katakan padanya (istrimu) supaya tidak mengangkat periuk serta masakan itu dari perapian sampai aku datang”

Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Berdirilah kalian!” Maka orang-orang Muhajirin dan Anshar berdiri.

Jabir berkata kepada istrinya (diliputi rasa bingung) , “Celaka! Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah datang bersama orang-orang Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang bersama mereka”

Istrinya (terkejut) berkata, “Apakah dia telah bertanya padamu?”

Jabir : “Iya”

Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Masuklah kalian dan janganlah berdesak-desakan”
Rasulullah memotong al khubr (menjadi beberapa bagian) tersebut lalu meletakkan daging di atasnya dan menutup periuk serta perapian jika ia mengambil darinya, dan mendekatkan kepada para sahabatnya, kemudian menurunkan, maka ia terus menerus memotong dan mencincang, hingga mereka semua kenyang dan masih tersisa dari makanan tersebut.

Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata pada istri Jabir, “Makanlah ini dan hadiahkanlah kepada orang-orang, sesungguhnya kelaparan sedang menimpa mereka” 

Pelajaran yang dapat diambil dari Kisah : 

1. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam ikut serta dalam perang sebagai seorang pemimpin saat menggali parit, dan tidak ada perbedaan di antara mereka.

2. Keluhan sahabat-sahabat -yang telah diketahui betapa kuat mereka- kepada Rasulullah tentang batu besar yang sulit mereka pecahkan, sehingga Rasulullah heran pada mereka, namun akhirnya pecah juga batu tersebut sekalipun saat itu pun Rasulullah sangat lapar.

3. Kecintaan para sahabat terhadap pemimpin mereka, dan usaha mereka untuk mempersembahkan makanan guna menutupi rasa lapar itu.

4. Para sahabat senantiasa menjaga aturan yang ada, mereka tidak pergi tanpa izin dari sang pemimpin.

5. Istri-istri sahabat pun disifati dengan itsar (mengutamakan orang lain di atas dirinya sendiri), dermawan, serta cinta kepada Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

6. Seorang pemimpin yang jernih hatinya tidak rela kenyang seorang diri, tetapi ia mengundang para sahabat bersamanya.

7. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkan para sahabat untuk tertib (masuklah dan jangan saling berdesakan)

8. Pemuliaan Allah terhadap RasulNya Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam dengan mukjizat, dengan menjadikan makanan itu bertambah banyak hingga mereka semua merasa kenyang. Saat itu, beliau menutup periuk dan perapian sehingga nampak barakah tersebut bukanlah sebuah bentuk penciptaan atau pewujudan, karena kedua hal itu berasal dari Allah semata yang merupakan sebuah penjagaan terhadap aqidah tauhid.

9. Panglima yang agung di mata pasukannya adalah seorang yang laksana ayah di dalam sebuah keluarganya, menyiapkan makanan dengan tangannya sendiri serta mempersilahkan mereka makan pun dengan dirinya sendiri.

10. Perhatian Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam terhadap umatnya yang lain seperti perhatiannya terhadap pasukan (Makanlah ini dan berikanlah pada yang lain, sesungguhnya kelaparan sedang menimpa mereka)


Disarikan dari kitab Min Bada'i al Qasas An Nabawiy karya Muhammad bin Jamil Az Zainu
Penerjemah : Syafiqul Lathif

No comments:

Post a Comment