Sunday 19 June 2016

Kumpulan Kata Bijak Bahasa Jawa dan Terjemahannya



Berikut kumpulan Kata Bijak Bahasa Jawa. Semoga menambah wawasan.. 

"Seng penting dudu sepira suwene uripmu, nanging kepriye anggonmu nglakoni urip kanthi becik"
(Yang penting bukan seberapa lama hidupmu, tetapi bagaimana kau menjalani hidup dengan baik)


"Rupamu elek ra masalah, sing penting tumindakmu becik"
(Wajahmu tidak bagus tak masalah, yang penting tindakanmu baik)


"Wong menang iku wong seng bisa ngasorake priyanggane dhewe"
(Pemenang adalah orang yang bisa mengalahkan dirinya sendiri)


"Ambeg utomo, andhap asor"
(Selalu menjadi yang utama, namun selalu rendah hati)

"Yen urip mung isine isih nuruti nepsu, seng jenenge mulya seti soyo angel ketemu"
(Jika hidup saja masih menuruti hawa nafsu, yang namanya kemuliaan hidup akan semakin sulit ditemukan)


"Gusti paring dalan kanggo uwong sing gelem ndalan"
(Tuhan memberi jalan untuk orang yang mau mengikuti jalan, kebenaran)

"Menungso mung ngunduh wohing pakarti"
(Manusia hanya memetik hasil dari perbuatannya, baik atau buruk)

"Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, seng bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu"
(Hidup itu terus berjalan, bersama dengan waktu, yang bisa membawa tingkah lakumu, supaya baik nasibmu)


"Sabar iku ingaran mustikaning laku"
(Sabar itu ibarat mutiara dalam tingkah laku hidup)

"Memayu hayuning pribadi, memayu hayuning kulawarga, memayu hayuning sesama, memayu hayuning buwana"
(Berbuat baik bagi diri sendiri, keluarga, sesama manusia, dan seluruh dunia)

"Narimo ing pandum"
(Menerima pemberian dengan ikhlas)

"Alam iki sejatining guru"
(Alam adalah guru sejati)

"Menang ora umuk, kalah ora ngamuk"
(Jika menang tidak sombong, jika kalah tidak marah)

"Sakpinter-pintere manungso, ora ono sing bisa gawe utek dhewe. Mula ojo ngaku-ngaku paling pinter. Kapinteran kuwi paringane Gusti Allah"
(Sepintar-pintarnya manusia, tidak ada yang bisa membuat otaknya sendiri. Maka dari itu jangan mengaku paling pintar. Kepintaran itu anugerah dari Allah)

"Pusaka kang paling sekti iku dudu tombak, pedang, keris. Pusaka paling sekti iku dumunung ing jati diri"
(Pusaka paling sakti itu bukan tombak, pedang, keris. Pusaka paling sakti itu berada di dalam jati diri)

"Jaman saiki akeh sing padha kleru. Duit dianggep kanca, lan kekancan mung dadi srana golek duit"
(Zaman sekarang banyak yang keliru. Uang dianggap teman, dan berteman hanya sebagai sarana mencari uang)

"Ngudi laku utomo kanti sentoso ing budi"
(Menghayati perilaku mulia, dengan budi pekerti yang luhur)

"Jer Basuki Mawa Bea"
(Setiap usaha membutuhkan biaya)

"Becik ketitik ala ketara"
(Yang baik akan tampak, dan yang buruk akan terungkap)

"Dalane waskita saka niteni"
(Cara agar menjadi awas adalah dengan mencermati)

Semoga berkesan dan bermakna..

Kata Bijak Serial Dragon Ball


Bagi yang suka mengikuti serial Dragon Ball, tentu tak asing dengan semua perkataan ini. Semoga bermanfaat...

"Kau tidak akan pernah menang jika kau bergantung pada teknik orang lain, dan itu sangat tidak berguna bagi musuhmu"
(Goku)

"Orang lemah tidak bisa memaafkan, hanya orang kuat yang bisa melakukannya"
(Gohan)

"Kita tidak bisa melawan seorang musuh dengan kebencian, lakukanlah dengan kebaikan"
(Gohan)

"Diam lebih baik daripada menguapkan kata-kata omong kosong"
(Picollo)

"Saiya 1, 2, 3, itu hanyalah sebuah tingkatan, kekuatan terpendammu hanya ada di dalam hatimu sendiri" 
(Goku)

"Walaupun tubuh dan hatiku kau kuasai, kau tak mungkin menguasai harga diriku!!!"
(Bezita)

"Manusia hanya bisa terus menilai. Tanpa tahu arti dari usaha seseorang"
(Kuririn) 

"Aku tidak ingin jadi yang terkuat, aku hanya ingin menang" 
(Goku)

Kumpulan Kata Bijak Detective Conan


Berikut kumpulan perkataan tokoh-tokoh dalam Detective Conan, semoga menginspirasi... 

"Kehidupan nyata tidaklah sesederhana dengan kehidupan di dalam game"
(Sawada Hiroki)

"Aku tidak keberatan bila harus menunggu. Karena semakin lama kau menunggu, maka kau akan semakin bahagiabila bertemu"
(Ran Mouri)

"Setiap orang bisa berubah. Ketika mereka jauh dari orang lain, hati mereka akan berubah"
(Ran Mouri)

"Seseorang yang tahu isinya sebelum membuka itulah detektif"
(Conan)

"Keberanian adalah kata kebenaran untuk membangkitkan semangat diri, tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk membunuh orang"
(Ran Mouri)

"Uang tak bisa membeli hati manusia"
(Ai Haibara)

"Tentara yang kuat seperti apapun, saat kesulitan pasti akan melihat kearah komandannya"
(Kaito Kid)

"Sekalipun itu ditempatkan di telapak tangan kita, bukan berarti kita dapat menggenggamnya"
(Conan) 

"Yang bisa membuat tendangan penalti meleset, hanyalah orang yang mempunyai keberanian untuk melakukan tendangan penalti"
(Conan)

"Hidup itu pendek. Tidak ada yang tahu kapan manusia akan mati"
(Heiji Hattori)  

"Trik adalah teka-teki yang dibuat manusia. Jika manusia mau mengolah otaknya, suatu saat pasti seseorang bisa mendapat jawaban logisnya."
(Shinichi Kudo)

"Aku tahu itu sulit untuk diungkapkan, tapi sebagai pria, kau harus berani dan kau harus mengatakannya" 
(Ran Mouri)

"Kalau lari terus, aku tak akan menang"
Ayumi Yoshida

"Seorang pengkhianat tak akan punya tempat"
(Ai Haibara)

"Alasan untuk membunuh orang itu banyak, tapi untuk menolong seseorang tidak perlu alasan"
(Shinichi Kudo)

"Nyawa manusia itu berharga karena ada batasnya. Batasan itulah yang bisa membuat seseorang berjuang dalam hidupnya"
(Heiji Hattori)

"Jika kita bisa menang karena ini, kita bisa jadi legenda"
(Shinichi Kudo)

"Kata-kata adalah pedang. Jika salah menggunakannya akan mengubahnya menjadi senjata yang tajam"
(Shakuren)

"Yang kuat bukanlah yang menang, yang menanglah yang kuat"
(Conan)

"Jangan percaya pada kesan umum, tetapi berkonsentrasilah pada ciri-cirinya"
(Shinichi Kudo)

Selamat berdinamika...!!!

Kumpulan Kata Bijak Sherlock Holmes


Dia adalah tokoh fiksi karangan Sir Arthur Conan Doyle. Kemampuan analisa dan berfikirnya dalam setiap novel dan filmnya sungguh memukau..

Berikut ini kutipan beberapa kata Sherlock Holmes

"Kau hanya melihat, tapi tidak mengamati"

"Terkadang hal yang terlalu biasa-biasa saja itu adalah hal yang aneh. Hal yang aneh adalah hal yang biasa"

"Aku tidak suka bila hidupku biasa-biasa saja"

"Namaku Sherlock Holmes. Sudah menjadi tugasku untuk mengetahui apa yang tidak diketahui orang lain"

"Untuk mengungkap suatu kasus pembunuhan, berpikirlah seperti pembunuhnya"

"Pendidikan tidak akan pernah berakhir, itu adalah kelanjutan dari belajar. Dengan akhir yang luar biasa"

"Untuk bisa berpikir luar biasa bukanlah hal yang mudah"

"Kejahatan itu umum. Logika itu kebalikannya. Lebih baik berprinsip pada logika daripada berprinsip pada kejahatan yang dilakukan"

"Hal-hal kecil yang tidak terbatas adalah yang paling penting"

"Lebih baik terlambat belajar dengan bijak, daripada tidak sama sekali"

"Setiap kejadian selau terdapat benang merahnya"


 Cara berpikir yang menarik, bukan?

Kumpulan Perkataan Mutiara Buya Hamka




Berikut ini kutipan perkataan Buya Hamka. Cerdas, logis, menyentuh, serta aplikatif.

"Tiga rukun benar dan perlu dalam mencapai utama yaitu dengan tabiat, dengan pengalaman, dan dengan pelajaran"

"Hidup ini bukanlah satu jalan yang datar dan ditaburi bunga melainkan adakalanya disirami air mata dan juga darah"

"Berkisar dan berpaling dari keadilan karena dorongan hawa nafsu hanyalah mempersulitkan diri sendiri"

"Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang bukan terletak pada wajah dan pakaiannya"

"Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap tiap diri manusia ia laksana setitis embun yang turun dari langit bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya"

"Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri tetapi menghembuskan kegagahan"

"Cinta bukan mengajar kita lemah tetapi membangkitkan kekuatan"

"Kehidupan ini seumpama bunga, maka cinta adalah madunya"

"Bahwasanya cinta yang bersih dan suci murni itu tidaklah tumbuh dengan sendirinya"

"Kegunaan harta tidak dimungkiri tetapi ingatlah yang lebih tinggi ialah cita-cita yang mulia"

"Tahan menderita kepahitan hidup sehingga penderitaan menjadi kekayaan adalah bahagia"

"Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi namun ilmu tanpa iman bagaikan lentera di tangan pencuri"

"kenal akan keindahan dan sanggup menyatakan keindahan itu kepada orang lain adalah bahagia"

"JIka anda sedang benar jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda"

"Yang benar tetap benar, yang salah tetap salah, kaya dan miskin di hadapan keadilan adalah sama"

"Kehidupan itu laksana lautan. Orang yang tiada berhati-hati dalam mengayuh perahu, memegang kemudi dan menjaga layar maka karamlah ia digulung oleh ombak dan gelombang. Hilang di tengah samudera yang luas, tiada akan tercapai olehnya tanah tepi"

"Satu hati lebih mahal daripada senyuman, satu jiwa lebih berharga daripada sebentuk cincin"

"Kata-kata yang lembut dan beradab dapat melembutkan hati dan manusia yang keras"

"Musuh yang sentiasa menghaangi menusia mencapai keutamaan ialah hawa nafsu, yang menyebabkan marah dan dengki"

"Berani menegakkan keadilan walaupun mengenai diri sendiri adalah puncak segala keberanian"

"Supaya engkau beroleh sahabat, hendaklah diri engkau sendiri sanggup menyempurnakan menjadi sahabat orang"

"Ikhlas dan sejati akan bertemu di dalam senyuman anak kecil. Senyum yang sebenarnya senyum, senyum yang tidak disertai apa-apa"

"Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja kera juga bekerja"

"Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap anda tepat dan tidak ada yang bisa menoong bila sikap anda salah. 

"Emas tak setara dengan loyang, sutra tak sebangsa dengan benang"

"Hanya orang takut yang bisa berani. Karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya. Maka bila merasa takut, anda punya kesempatan untuk bersikap berani"

"Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba. Karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil"      

(dari berbagai sumber)

Kumpulan Perkataan Mutiara (Buku Sastra)


Berikut ini kutipan berbagai perkataan mutiara dari berbagai novel

"Begitu juga hidup ini, Thomas. Kepedulian kita hari ini akan memberikan perbedaan berarti pada masa depan. Kecil saja, sepertinya sepele, tapi bisa besar dampaknya pada masa mendatang. Apalagi jika kepeduian itu besar, seperti yang dilakukan opamu terhadapku, lebih besar lagi bedanya pada masa mendatang."

"Selalulah menjadi seperti opamu, Nak. Selalulah menjadi anak muda yang peduli, memilih jalan suci penuh kemuliaan. Kau akan menjalani kehidupan ini penuh dengan kehormatan. Kehormatan seorang petarung." 
(Tere Liye, Negeri di Ujung Tanduk) 


"Kesulitan akan mudah dipecahkan dengan mengubah cara pandang"
(Andrea Hirata, Maryamah Karpov)


"Man Jadda Wajada" (Siapa yang bersungguh-sungguh, niscaya ia mendapatkannya )
(Alif, Ahmad Fuadi, Ranah 3 Warna)

"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya."
(Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin)

"Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan"
(Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin)

"Musuh terbesarku adalah rasa malas. Kalau aku bisa mengalahkannya, aku bisa mengalahkan apapun selain itu"
(Rival)

"Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar. Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apa pun wujud kehilangan, kau akan siap menghadapinya. Jika kau akhirnya tidak memiliki, besok lusa kau akan memperoleh yang lebih baik." 
(Tere Liye, Rindu)

"Tidak ada kehilangan yang paling menyedihkan di dunia ini selain kehilangan kejujuran, harga diri dan martabat"
(Tere Liye, Pukat)

"Saat kita memutuskan untuk memaafkan orang lain, bukan semata-mata karena orang tersebut layak untuk dimaafkan. Melainkan kita selalu layak untuk memiliki kedamaian dan ketenangan di dalam hati. Memafkan itu dekat sekali dengan damai."
(Tere Liye, Rindu)

"Sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu suhu dan tekanan di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya. 
"Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasanya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang yang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."
(Tere Liye, Negeri Para Bedebah)

"Anak perempuan itu harus gesit, Eli. Besok lusa kau akan mengurus keluarga sendiri, anak-anak. Berapa kali kau lupa meletakkan barang milik sendiri? Berteriak-teriak mencarinya? Membuat ribut sekeluarga? Bagaimana coba kalau besok kau lupa di mana meletakkan anak sendiri"
(Tere Liye, Novel Eliana)     

"Tidak semua luka harus dibayar dengan luka"
(Tere Liye, Rembulan Tenggelam di Wajahmu)

"Tidak semua orang mendapatkan pilihan pertama dalam hidup ini. Tapi kita bisa hidup sama bahagianya dengan mereka, meski hanya mendapatkan pilihan kedua, ketiga, atau bahkan keseratus-satu"
(Tere Liye, Berjuta Rasanya) 

"Masalahnya penerimaan itu bukan sesuatu yang sederhana. Banyak sekali orang-orang di dunia ini yang selalu berpura-pura. Berpura-pura menerima tapi hatinya berdusta. Kita semua harus berlatih susah payah untuk belajar menerima"
(Tere Liye, Sang Penandai)


Kisah Bilal bin Rabah (Part 4 - The End, Kisah paling Mengharukan)

Azan yang Tak Pernah Selesai


Waktu berlalu dengan begitu cepat. Segala hal banyak terjadi selama itu. Bilal melanjutkan hidupnya bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Ia sering ikut ambil bagian dalam berbagai peristiwa penting. Jadilah ia seorang muadzin, Ia menghidupkan dan menjaga syiar-syiar Islam; agama besar yang telah menyelamatkannya dari kegelapan dan perbudakan.

Islam semakin tinggi. Begitu juga kaum muslimin. Dan semakin hari, Bilal semakin dekat dengan Rasulullah yang menjulukinya sebagai "laki-laki penghuni surga".

Namun bagaimanapun juga, Bilal tetaplah Bilal. Ia tetap berhati mulia dan rendah hati. Ia tetap melihat dirinya sebagai "Orang Habsyi yang kemarin hanya seorang budak belian."

Suatu saat ia pergi meminang dua wanita untuk dirinya dan untuk saudara laki-lakinya. Ia berkata kepada ayah dua wanita itu, "Aku Bilal, dan ini saudaraku. Kami dua budak Habsyi. Dulu kami berada dalam kesesatan, Lalu Allah memberikan hidayah kepada kami. Dulu kami budak belian, Lalu Allah memerdekakan kami. Jika bapak menerima pinangan kami, maka segala puji bagi Allah. Namun jika bapak iidak menerima, maka Allah adalah tuhan Yang Maha Besar.

***

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam wafat, menghadap kepada sang pencipta dengan rasa ridha dan diridhai. Tanggung jawab kaum muslimin akhirnya berada di pundak Abu Bakar ash-shidiq, sepeninggal beliau.
   
Suatu hari, Bilal menghadap Khalifah Abu Bakar, "Wahai Khalifah. Rasulullah pernah bersabda, 'Amal perbuatan seorang mukmin yang paling utama adalah berjihad di jalan Allah'"

Khalifah berkata, "Lalu apa yang engkau inginkan?"

"Aku ingin tetap bergabung dalam pasukan hingga syahid"

Khalifah membalas, "Lalu siapa yang akan menjadi muazzin?"

Bilal menesteskan air mata, dan berkata, "Aku takkan menjadi muazzin setelah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam wafat."

"Tidak, engkau harus tetap di sini dan menjadi muazzin!" Kata Abu Bakar

Bilal menjawab dengan tenang, "Jika sewaktu menebusku dahulu engkau ingin menjadikan aku seorang budak, maka aku akan menuruti kemauanmu. Namun jika penebusan itu karena Allah, biarkanlah aku bebas memilih."

Khalifah berkata, "Aku membebaskanmu karena Allah"

***

Sejumlah ahli sejarah menyebutkan bahwa setelah itu Bilal menetap di Syam untuk beberapa lama. Dan tetap bergabung dengan pasukan Islam.

Beberapa ahli sejarah lain mengatakan bahwa Bilal menerima tawaran Khalifah dan menetap di Madinah. Setelah beliau meninggal,dan Umar menjadi Amirul mukminin setelahnya. Bilal meminta izin pada Umar untuk pergi ke Syam.

Ia tidak ingin mengumandangkan azan, karena setiap kali ia mengumandangkan "Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah" tiba-tiba kenangan lama itu bangkit kembali memenuhi ingatannya, dan suaranya tertelan kesedihan. Lalu, ia tak akan pernah sanggup menahan tangis, haru dan sedih itu...

Ia mengumandangkan azan untuk yang terakhir kali adalah saat Khalifah Umar radhiyallahu 'anhu mengunjunginya di Syam. Tatkala waktu shalat tiba, kaum muslimin memohon kepada Umar supaya meminta Bilal mengumandangkan azan walau sekali.

Maka Bilal mengiyakan permohonan Umar. Ia naik ke menara, dan mulai mengumandangkan adzan. Dengarkanlah bagaimana ia melantunkan azan...

Allahu Akbar... Allahu Akbar... 
Allahu Akbar... Allahu Akbar...
Semua orang yang sedang sibuk tiba-tiba berhenti, saling menoleh, suara yang telah lama tak terdengar kini telah kembali...

Asyhadu Alla ilaha illallah
Asyhadu Alla ilaha illallah
Seluruh kaum muslimin mulai mengharu biru, teringat pula segala kenangan masa lalu, saat suara ini selalu mengisi hari-hari mereka, saat suara ini mengistirahatkan mereka dari berbagai kesibukan dunia.. dan mereka mendengarkan seksama, dengan syahdu...

Asyhadu Anna M-u-h-a-m-m-a-d...

Pengumandang azan itu terisak, tak mampu melanjutkan. Tenggorokannya tercekat, semua kesedihan selama bertahun-tahun yang berusaha ia lupakan tiba-tiba kembali menghampiri. Membuka lembaran-lembaran lama, kisah-kisah perjuangannya bersama Rasulullah, cerita-cerita bahagia dan nestapa yang pernah mengisi hari-harinya, senyum Rasulullah, perkataan Rasulullah, bayangan Rasulullah, semua tentang diri Rasulullah... Dan Bilal mulai meneteskan air mata, kian lama, kian tak tertahan.. Dan tumpah.. Semua rindu itu kini bercampur menjadi satu, memenuhi hati yang lembut itu, menggetarkan jiwa yang mulia. Ia tak sanggup melanjutkan...

Semua orang di sana juga menangis mendengar Bilal menangis. Tua muda, pria wanita, kecil maupun dewasa... Para sahabat yang pernah hidup bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menangis tersedu-sedu, seakan mereka belum pernah menangis walau hanya sekali... Lihatlah, Umar bin Khattab, seorang lelaki bertubuh kekar yang juga Amirul Mukminin pun ikut hanyut dalam suasana ini. Suasana yang belum pernah ia rasakan... Semua kisah dan ingatan masa lalu berkelebat ke sana kemari. Dan lihatlah, pohon, batu, bumi seakan terasa getaran isak tangisnya... kembali berkabung... Masa-masa itu sungguh...

Dan baru kali itu, Bilal tak sanggup meneruskan azannya. Sebuah azan yang tak selesai...

Bilal radhiyallahu 'anhu wafat dia Syam, di medan jihad, sebagaimana impiannya. Maka di tanah Damaskus jasad lelaki agung ini dikuburkan. Seorang lelaki yang teramat gigih memperjuangkan akidah dan keimanan... Segala yang ia miliki telah tunai ia korbankan...


(The End)         


(Rijalu Khaula Rasul)

Saturday 18 June 2016

Kisah Bilal bin Rabah (part 3)

Iman itu mengakar dalam hati. Siapapun tak akan mampu mencabutnya.


Apa yang diperbuat Bilal dalam sejarah kehidupan bukan hanya kemuliaan bagi Isalam saja, namun untuk seluruh umat manusia pula. Ia telah melewati puncak berbagai jenis siksaan dengan kesabaran dan ketangguhan tiada banding. 

Seakan-akan Allah menjadikan ia sebagai teladan, bahwa hitamnya kulit dan kondisinya sebagai budak belian, tak sedikitpun menyurutkan kebersaran dan keteguhan jiwa yang tertanam di dalam hati. Ketika jiwa telah mengenal betul tuhannya dan mengetahui segala hal yang harus dan perlu dilakukannya...

Bilal telah menampilkan sebuah pelajaran berharga kepada orang-orang yang sezaman dengannya, dan di setiap zaman setelahnya, kepada orang-orang yang seagamanya dengannya serta yang tak seagama. Sebuah pelajaran tentang kemerdekaan jiwa dan kebebasan nurani tidak dapat ditukar dengan emas sebanyak apa pun dan tak akan goyah dengan siksaan seberat apa pun...

Tanpa mengenakan apapun, ia dibaringkan di atas bara, supaya ia meninggalkan agamanya. Namun ia tetap menolak...

Rasulullah telah menjadikan seorang Habsyi ini sebagai teladan umat manusia, seklipun ia lemah. Teladan menghormati hati nurani dan mempertahankan hak-haknya...

Ia dibaringkan di padang pasir yang telah berubah menjadi pasir neraka, dengan panas tak terperi. Lantas ditindih dengan batu besar yang juga panas membara. Ia seakan berada di antara dua api. 

Setiap hari, siksaan seperti ini mereka ulangi. Hingga beberapa algojonya merasa kasihan padanya. Mereka akan melepaskan Bilal asal sedikit saja ia mau memuji tuhan-tuhan mereka, agar kaum Quraisy tak mencibir mereka atas ketidakkuasaan mereka menghadapi budak sendiri. 

Sebenarnya Bilal bisa berpura-pura memuhi tuhan-tuhan mereka itu dan tentu setelah itu ia selamat. Namun meskipun pura-pura dan hanya satu kata, ia enggan betul melakukannya.

Benar! Ia tak mau sedikitpun memuji tuahn-tuhan itu. Dan sebagai gantinya ia mengumandangkan kalimat yang paling ia sukai, "Ahad... Ahad..." 

Para Algojo itu berkata, "Sebutlah tuhan Latta dan Uzza!" Namun tetap saja Bilal menjawab,"Ahad... Ahad..."

Mereka menghardik, "Katakan saja seperti yang kami katakan."

Bilal menjawab denagn gaya bahasa diplomatis yang menciutkan mereka, "Bibirku tak mampu mengucapkannya"

Sebagai konsekuensi, ia harus tetap menahan terik matahari dan panasnya batu padang pasir. Di sore hari, batu itu disingkirkan. Sebagai gantinya, ia diikat di tiang kayu, kemudian mereka menyuruh anak-anak kecil melemparnya dengan batu. Namun mulut itu terus dan tetap menggumamkan, "Ahad... Ahad..."

Di malam harinya, mereka menawarkan kepada Bilal, "Besok kamu harus mengatakan sesuatu yang baik tentang tuhan-tuhan kami. Katakanlah, 'Tuhanku adalah Latta dan Uzza.' Dan kami akan melepaskanmu. Lihatlah kami teah menyiksamu, namun sepertinya kamilah yang tersiksa."

Bilal menggelengkan kepada dan tetap menyebut, "Ahad... Ahad..."

Umayah bin Khalaf marah dan geram, lalu memukul Bilal. Ia berkata, keras, "KESIALAN APA YANG KAMU BAWA UNTUK KAMI, HAI BUDAK YANG CELAKA. DEMI LATTA DAN UZZA, AKAN KUJADIKAN KAMU SEBAGAI CONTOH BAGI BANGSA BUDAK DAN MAJIKAN-MAJIKAN MEREKA!!!" 

Masih dengan hati yang teguh dan suci, Bilal menjawab, "Ahad... Ahad"

Tarik ulur dan tawar menawar terus berlangsung. Beberapa tokoh yang lain berpura-pura menauh kasihan. Mereka berkata, "Umayah, lepaskan saja dia. Demi Latta, ia takkan disiksa olehnya (Latta) lagi. Bilal adalah bagian dai kami, begitu juga ibunya. Dia tidak akan rela jika keislamannya ini menjadikan kami bahan ejekan orang-orang Quraisy."

Bilal menatap wajah-wajah pendusta itu, nanar. Dengan senyum indahnya, ia lantas berkata dengan tenang dan elegan, "Ahad... Ahad..."

Pagi hari pun tiba. Siang pun begitu setelahnya. Bilal dibawa ke padang pasir. Maka, ia hadapi semua runtutan penyiksaan itu dengan sabar, teguh, dan ketabahan yang kokoh.

Abu Bakar radhiyallahu 'anhu mendatangi mereka yang terlihat sedang menyiksa Bilal. Ia bertutur, "Apakah kalian akan membunuh seorang yang mengatakan 'Tuhanku adalah Allah'?"

Ia berkata pada Umayah, "Berilah harga yang lebih mahal dari harganya, lalu biarkan ia bebas"

Bagai seorang yang hampir tenggelam lalu diselamatkan oleh sampan, seperti itulah kondisi Umayah detik itu. Ia merasa sangat beruntung mendengar Abu Bakar hendak membeli budak ini. Sedang waktu itu ia sudah di ambang putus asa untuk menundukkan budaknya. Apalagi mereka memang pedagang, yang menurut mereka, lebih menguntungkan jika budak ini dijual dibanding disiksa sampai mati.

Deal. Mereka menerima tawaran Abu Bakar. Semenjak saat itu, Bilal bukan lagi seorang budak. Ia sama dengan orang-orang merdeka lainnya...

Tatkala Abu Bakar menggandeng Bilal, mengajaknya pergi, Umayah berujar kepada Bilal, "Bawalah ia! Demi Latta dan Uzza. andai engkau hanya membelinya satu tail emas, aku pasti akan menerimanya."

Abu Bakar paham, itu hanyalah bas-basi belaka, yang keluar dari mulut yang telah kehilangan harapan. Maka tak perlu dijawab yang semacam itu. Namun, karena ini menyangkut kehormatan seseorang yang kini telah menjadi saudata tak ubahnya dengan dirinya, Abu Bakar berkata kepada Umayah, "Demi Allah, seandainya kalian menjualnya seratus tail emas, aku pasti akan membayarnya!"

Lantas, Abu Bakar bersama Bilal berjalan menemui Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, memberitahukan tentang kebebasan Bilal. Saat itu bagaikan hari raya yang penuh kegembiraan...

Sungguh... 



(Diambil dari kitab Rijalu Khaula Rasu karya Khalid Muhammad Khalid)         

Kisah Bilal bin Rabah (Part 2)

Matahari pun Terbenam, tanpa diikuti keislaman budak Habsyi ini

Bilal adalah seorang Habsyi dan berkulit hitam. Takdir telah membawa nasibnya menjadi budak bani Jumah di kota Makkah, sebab ibunya juga seorang budak mereka.

Kehidupannya tidak berbeda dengan budak biasa. Hari-harinya berlalu dengan hampa. Ia tak memiliki hari ini, tidak juga hari esok...

Ia mulai mendengar tentang Muhammad ketika orang-orang Makkah mulai membicarakannya termasuk para tokoh mereka, terutama Umayah bin Khalaf yang merupakan tokoh penting bani Jumah, kabilah di mana Bilal ini mengabdikan diri...

Seringkali ia mendengar Umayah membicarakan Rasulullah, baik dengan kawan-kawannya maupun sesama warga kabilahnya. Pembicaraan yang penuh benci, kemarahan dan segala prasangka buruk.

Meskipun pembicaraan Umayah penuh benci dan amarah, gambaran tentang Muhammad dan agama barunya bisa ditangkap dan dipahami oleh Bilal. Ia melihat bahwa agama yang dibawa Muhammad adalah ajaran baru yang berbeda dengan kondisi masyarakat waktu itu. Bilal juga menangkap bahwa Umayah dan para pembesar lainnya mengakui kemuliaan dan kejujuran Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Benar. Ia mendengar kekaguman dan kebingungan yang bercampur dalam satu waktu, saat mereka menyikapi agama baru yang dibawa Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Di antara mereka ada yang berkata pada yang lain, "Muhammad tak pernah berdusta, Muhammad bukanlah tukang sihir. Muhammad tidak gila. Namun kita harus menuduhnya pendusta, tukang sihir dan orang gila, agar masyarakat tidak berlomba-lomba mengikuti agamanya."

Ia mendengarkan mereka membicarakan sifat-sifat Muhammad; jujur, selalu menepati janji, pribadi dan karakter yang luhur, berakhlak mulia, berhati bersih, dan cerdas.

Ia juga mendengar mereka berbisik-bisik tentang kebencian mereka kepada Muhammad, kesetiaan mereka terhadap nenek moyang mereka, kekhawatiran akan lunturnya kemuliaan Quraisy, di mana saat itu Quraisy menjadi pusat agama dan peribadatan di tanah Arab. Selain itu, mereka juga merasa iri kepada Bani Hasyim. Mengapa nabi baru itu muncul dari kalangan bani Hasyim, bukan dari kabilah mereka??

***

Suatu hari, Bilal bin Rabah melihat cahaya ilahi. Hatinya bergetar oleh sentuhan cahay itu. Lantas ia datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan masuk Islam.

Berita keislaman Bilal pun menyebar. Para tokoh bani Jumah pusing tujuh keliling. Kepala mereka yang penuh dengan kesombongan, keangkuhan dan tipu daya itu seakan mau pecah. Apalagi Umayah bin Khalaf. Keislaman satu budak beliannya itu merupakan satu tamparan keras ke wajahnya. Bahkan seakan wajahnya dilempar kotoran yang membuatnya malu dan merasa terhina.

Budak Habsyi mereka itu masuk Islam dan menjadi pengikut Muhammad???

"Huh, tidak mengapa. Tunggulah! Sebelum matahari terbenam, pasti keislaman budakku ini sudah terbenamlebih dahulu." kata Umayah dalam hatinya.

Ternyata, matahari yang terbenam hari itu tak diikuti terbenamnya keislaman Bilal. Bahkan suatu saat nanti, matahari terbenam dan membenamkan berhala-berhala jahiliyah dan para pemujanya. Lihat saja nanti...       


(Diambil dari kitab Rijalu Khaula Rasul karya Khalid Muhammad Khalid)

Friday 17 June 2016

Kisah Bilal bin Rabah (Part 1 - Muqoddimah)

Muazzin Rasulullah, Simbol Persamaan Derajat dan Simbol Perlawanan

Jika nama Abu Bakar disebut, Umar akan berkata, "Abu Bakar adalah (tuan) pemimpin kita, yang telah memerdekakan pemimpin kita." Maksudnya adalah Bilal.

Seseorang yang diberi gelar oleh Umar "pemimpin kita", tentulah seorang tokoh yang layak memperoleh kehormatan seperti itu. Namun setiap kali menerima pujian yang ditujukan pada dirinya, laki-laki berkulit hitam, kurus kerempeng, tinggi jangkung, berambut lebat dan bercambang tipis ini pasti menundukkan kepala dan memejamkan mata. Lalu dengan air mata membasahi pipinya, ia berkata, "Aku ini orang Habsyi (berasal dari Habasyah). Baru saja dimerdekakan dari statusku sebagai budak belian."

Siapakah kiranya orang Habsyi yang baru saja dibebaskan itu?

Dialah Bilal bin Rabah, yang mengumandangkan seruan Islam dan menggoyahkan kaki-kaki berhala.

Dialah salah satu dari keajaiban keimanan dan kejujuran.

Dialah keajaiban Islam, bukti kedahsyatan Islam.

Dari sepuluh orang muslim, di setiap generasi, paling tidak ada tujuh orang yang mengenal Bilal. Artinya ada ratusan juta orang muslim yang mengenal dengan baik siapa Bilal dan bagaimana kiprahnya dalam perjuangan Islam, sebagaimana mereka pun mengenal siapa dan bagaimana kiprah dua khalifah terbesar dalam Islam; Abu Bakar dan Umar.

Jika Anda berada di Mesir, Pakistan, Indonesia atau Cina, 
Jika Anda berada di Amerika, Eropa dan Rusia,
Jika Anda berada di Irak, Suriah, Turki, Iran dan Sudan, 
Jika Anda berada di Tunisia, Aljazair dan Maroko, 
Jika Anda berada di Afrika dan pedalaman Asia,


Di manapun Anda, di setiap wilayah yang dihuni kaum muslimin, Anda bisa bertanya kepada anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar, "Siapakah Bilal itu?"

Pasti Anda akan dapati jawaban kira-kira seperti ini, "Ia adalah muazzin Rasulullah. Sebelumnya ia adalah seorang budak yang disiksa oleh tuannya dengan batu besar di tengah terik panas, supaya ia meninggalkan Islam. Namun ia menjawab, 'Ahad (Allah Maha Esa), Ahad (Allh Maha Esa)."

Keimanannya yang begitu kuat dan kehebatan Islam yang ia anut telah mengubah kehidupannya. Bahkan, mengubah posisi dirinya dalam sejarah kehidupan manusia. Ia masuk dalam daftar para toloh Islam yang kiprahnya takkan terlupakan.

Hitamnya warna kulit, rendahnya kasta,  dan hinanya budak belian tidak menutup pintu baginya untuk menempati posisi mulia pasca keislamannya. Itu semua ia peroleh dengan kejujuran, kesungguhan, kesucian hati dan perjuangan tiada henti

Awalnya masyarakat menilai budak belian seperti Bilal tidak punya asal-usul yang jelas, tak punya kekuatan apalagi keluarga, tidak memiliki hak apapun. Bahkan ia tidak berhak mengatir hidupnya sendiri. Sebab budak belian adalah milik tuannya. Geraknya mengikuti perintah tuannya. Unta dan hewan gembalaan adalah dunianya.

Saat itu, masyarakat jahiliyah mengira bahwa manusia seperti Bilal tidak mungkin melakukan sesuatu dan tidak mungkin menjadi sesuatu.

Ternyata apa yang mereka yakini selama ini, keliru. Bilal mampu menjadi orang beriman sementara mereka tidak. Lalu ia menjadi muazzin pertama bagi Rasulullah dan Islam. Satu tugas yang menjadi dambaan setiap pembesar Quraisy yang telah masuk Islam dan menjadi pengikut Rasulullah.

Benar! Dialah Bilal bin Rabah.

Sungguh suatu kepahlawanan dan kebesaran telah ditampilkan oleh seorang lelaki bernama Bilal bin Rabah...



(Diambil dari kitab Rijalu Haula Rasul karya Khalid Muhammad Khalid)

Mush'ab bin Umair (Part 5-The End)

Luka Atas Sebuah Kepergian


Di pihak lain, orang-orang kafir Quraisy semakin geram, mereka menyiapkan kekuatan untuk melampiaskan dendam mereka terhadap kaum muslimin. Maka, terjadilah Perang Badar dan kaum kafir Quraisy pun mendapatkan pelajaran pahit yang membuat mereka semakin kalap dan tidak waras. Mereka berusaha menebus kekalahan di Perang Badar itu. Kemudian tibalah Perang Uhud. Rasulullah berdiri di tengah barisan kaum muslimin, menatap setiap wajah: siapa yang sebaiknya membawa bendera pasukan? Ketika itu, terpilihlah Mush'ab Al khair. Ia maju dan membawa bendera pasukan dengan kemantapan hati.

Peperangan berkobar dan berkecamuk dengan sengitnya. Pasukan pemanah kaum muslimin melanggar perintah Rasulullah. Mereka meninggalkan posisi mereka di atas bukit setelah melihat pasukan musuh lari terbirit-birit. Tindakan mereka ini dengan cepat mengubah suasana. Kemenangan kaum muslimin berganti kekalahan.

Tanpa diduga, pasukan berkuda musuh menyerang pasukan muslimin dari atas bukit. Menjadikan keadaan menjadi kacau, kocar-kacir, kalang kabut.

Melihat barisan kaum muslimin porak poranda, musuh pun mengerahkan serangan ke Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Mush'ab bin Umair menyadari suasana pelik ini. Maka diacungkannya bendera pasukan setinggi-tingginya. Dengan suara lantang ia bertakbir, "Allahu Akbar". Ia maju, menerjang, berkelebat ke sana kemari mengibaskan pedangnya. Ia ingin mengalihkan serangan musuh yang sedang tertuju kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Ia menyerang sendirian, namun terlihat seakan sepasukan tentara.

Sungguh, walaupun hanya seorang diri, ia bertempur laksana satu pasukan tentara. Satu tangannya memegang bendera pasukan yang harus terus tegak berkibar, sedang tangan yang satunya lagi menebaskan pedang bermata tajam ke arah musuh. Jumlah musuh yang dihadapi Mush'ab semakin tak terhitung. Mereka semua ingin menginjak-injak mayatnya untuk mencapai Rasulullah.

Mari kita dengarkan kisah yang diceritakan oleh saksi mata kejadian itu. Bagaimana detik-detik terakhir sebelum Mush'ab bin Umair gugur sebagai syahid.

Ibn Sa'd menyebutkan bahwa Ibrahim bin Muhammad bin Syurahbil Al 'Abdariy berkata, "Ayahku pernah bercerita begini, 'Mush'ab bin Umair adalah pembawa bendera pasukan di Perang Uhud. Tatkala barisan kaum muslimin porak poranda, Mush'ab tetap gigih berperang. Seorang tentara berkuda musuh, Ibnu Qamiah, menyerangnya dan berhasil menebas tangan kanannya hingga putus. Mush'ab mengucapkan, "Wa ma Muhammadun Illa Rasuulun Qad Khalat min Qablihir Rusul" (Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului para Rasul)

Lalu bendera itu ia ambil dengan tangan kirinya dan ia kibarkan. Musuh pun menebas tangan kirinya hingga putus. Mush'ab membungkuk ke arah bendera pasukan, lalu dengan kedua pangkal tangannya ia mendekap dan mengibarkan bendera itu, sembari mengucapkan, "Wa ma Muhammadun Illa Rasuulun Qad Khalat min Qablihir Rusul" (Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului para Rasul)

Tentara berkuda itu menyerangnya lagi dengan tombak, menghujam ke dada Mush'ab. Mush'ab pun gugur, dan bendera pun jatuh."

Gugurlah Mush'ab dan jatuhlah bendera. Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada. Ia gugur setelah berjuang dengan gigih dan penuh semangat. Mengorbankan semua yang dimilikinya demi keimanan dan keyakinannya.

Ia merasa, jika ia gugur, akan sangat terbuka peluang musuh untuk membunuh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Demi cintanya kepada Rasulullah yang tak terbatas dan khawatir akan nasib Rasulullah, ia menghibur dirinya setiap kali pedang menebas tangannya, "Wa ma Muhammadun Illa Rasuulun Qad Khalat min Qablihir Rusul" (Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului para Rasul)

Perkataan ini terus menerus ia ulangi. Kata-kata yang di kemudian hari menjadi bagian dari ayat Alquran. Alquran yang akan senantiasa dibaca oleh umat Islam.

***

Setelah pertempuran berakhir, jasad pahlawan gagah berani ini ditemukan terbaring dengan wajah menelungkup ke tanah digenangi darahnya yang suci. Seolah-olah tubuh yang telah kaku itu masih takut menyaksikan Rasulullah ditimpa musibah. Karena itu, ia menyembunyikan wajahnya supaya tak melihat peristiwa yang ia takuti. Atau, ia merasa malu karena telah gugur sebelum bisa memastikan keselamatan Rasulullah, dan sebelum ia selesai menunaikan tugasnya dalam membela dan melindungi Rasulullah afdhalus shalati wa azkas salam.

Wahai Mush'ab cukuplah bagimu Sang Penyayang. Namamu akan senantiasa dikenang.

***

Rasulullah bersama para sahabat mengitari setiap jengkal medan pertempuran untuk menyampaikan salam perpisahan kepada para syuhada, Ketika sampai di tempat terbaringnya Mush'ab, air mata beliau menetes, semakin lama semakin deras. 

Khabbab bin Arat menceritakan, "Bersama Rasulullah kami hijrah di jalan Allah, untuk mengharap ridhoNya, Pasti kita mendapat ganjaran di sisi Allah. Di antara kami ada yang lebih dahulu meninggal dunia, dan belum menikmati pahalanya di dunia sedikit pun. Mush'ab bin Umair adalah salah satu di antara mereka. Ia gugur di Perang Uhud, Tak ada yang bisa dipakai mengkafaninya kecuali sehelai kain. Jika ditutupkan mulai dari kepalanya, terlihatlah kedua kakinya. Jika ditutupkan mulai dari kakinya, kepalanya yang kelihatan. Maka, Rasulullah bersabda, 'Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan tutupilah kakinya dengan rumput idzkhir.'"

Betapa pun luka pedih dan duka mendalam menimpa Rasulullah karena Hamzah (paman beliau) gugur dan tubuhnya dirusak, hingga bercucuran air mata beliau. Betapa pun penuhnya medan perang dengan jenazah kaum muslimin, di mana mereka semua adalah panji-panji ketulusan, kesucian dan cahaya. Betapa pun semua itu menggoreskan luka mendalam di lubuk hati Rasulullah, namun beliau menyempatkan berhenti sejenak di dekat jasad dutanya yang pertama, untuk melepas kepergiannya dan mengeluarkan isi hati beliau. Rasulullah berdiri memandang jasad Mush'ab bin Umair dengan penuh rasa sayang dan cahaya kesetiaan. Beliau membaca firman Allah, 

"Minal mu'miniina Rijalun Shadaquu Ma 'Aahaduullaha 'Alaihi" (Di antara orang-orang mukmin terdapat orang-orang yang telah menepati janji mereka kepada Allah -QS. Al Ahzab : 23)

Ada kesedihan di pelupuk mata beliau saat melihat kain yang dipergunakan untuk mengkafani Mush'ab. Beliau bersabda, "Ketika di Makkah dulu, tak seorangpun yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripada engkau. Tetapi sekarang.. rambutmu kusut, hanya dibalut sehelai burdah."

Dengan kesayuan, Rasulullah melayangkan pandang ke semua sudut medan perang dan ke arah para syuhada, kawan-kawan Mush'ab terbaring di sana. Lalu beliau bersabda, "Sungguh, pada hari kiamat kelak, di hadapan Allah, Rasulullah akan menjadi saksi bahwa kalian adalah para syuhada."

Setelah itu, beliau memandang para sahabat yang masih hidup, lantas bersabda, "Hai kalian semua, kunjungilah mereka, dan ucapkan salam. Demi zat yang jiwaku berada di tanganNya, tak seorang muslim pun, sampai hari kiamat kelak, yang mengucap salam kepada mereka, kecuali mereka akan membalas salam itu."

***

Assalamu 'alaika Ya Mush'ab
Assalamu 'alaikum Ma'syara Asy Syuhada
Assalamu 'Alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu                      



(Diambil dari kitab Rijalu Haula Rasul karya Khalid Muhammad Khalid)