Sunday 8 November 2015

Masa Jahiliyah dan Agama-agama Saat Itu

seerah-khaatim-an-nabiyyeen-abul-hasan-an-nadwi-harakat

Masa Jahiliyah

Pasca Nabi Isa bin Maryam, Alaihis salam

Zaman berganti dan belum datang setelahnya Nabi, semakin meluas kegelapan di dunia, sehingga hilanglah cahaya, ilmu, dan tenggelam seruan-seruan tauhid yang jernih dan agama yang murni, yang dahulu sering diserukan para Nabi dan Rasul di masa-masa mereka dalam gegap gempita kejahiliyahan, kesesatan yang diteriakkan oleh mereka yang menyimpang dari jalanNya. Padam pula lampu-lampu yang dahulu dinyalakan para Nabi dan RasulNya oleh badai kemusyrikan yang menerpa waktu demi waktu.

Agama-Agama Klasik

Agama-agama yang mulia itu (yang berakhir dengan agama Masihi) menjadi santapan orang-orang yang buruk dan suka mempermainkan, dan layaknya mainan bagi mereka yang melenceng dan suka mengubahnya. Sehingga agama tersebut kehilangan ruhnya serta bentuknya, sekalipun telah diutus orang-orang terbaik di masanya dan Nabi-nabiNya, mereka tetap mengingkari dan menganggap bodoh, omong kosong belaka.

Waktu itu, agama Yahudi menjadi bagian dari suatu disiplin peribadatan yang ada, namun tidak memiliki ruh dan unsur kehidupan di dalamnya, sekalipun dia adalah agama silsilah (yang turun termurun), namun tidak membawa risalah bagi alam, tidak juga dakwah dan rahmat bagi umat manusia.

Adapun agama Masihi diuji dengan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh mereka yang melampaui batas, penakwilan yang tidak jelas, sejak masa awal, sehingga ia menjadi tercampur aduk dan bertumpuk-tumpuk, lalu menimbun pengajaran-pengajaran Masihi yang murni di bawahnya. Lantas, padamlah cahaya tauhid dan ibadah yang murni dibalik awan-awan mendung ini.

Sedangkan agama Majusi, mereka menyembah api, dan membangun Hayakil (tempat-tempat ibadah yang tinggi). Namun, di luar Hayakil itu mereka merdeka, bebas. Berjalan ke manapun hawa nafsu mengiringi dan kepada segala hal yang diinginkan oleh diri mereka. Sehingga di luar tempat ibadah mereka, tak ubahnya seperti mereka yang tidak berakhlaq, tidak beragama, serta tidak beramal baik.

Kemudian Budha, agama yang tersebar di dataran Hindia, asia tengah. Menyembah patung yang bersamanya berhala-berhala lain, juga membangun hayakil dan meletakkan patung budha di manapun mereka berada.

Adapun Barhamiyah, agama Hindia yang asli. Banyak sekali tuhan yang mereka sembah, mencapai jutaan, dan memiliki kasta yang membedakan antara satu orang dengan orang yang lain.

Sedangkan orang Arab, mereka diuji pada masa-masa akhir (sebelum diutus Nabi Muhammad) dengan berhala-berhala yang tidak ada bandingannya kecuali di agama barhamiyah hindi. Semakin parah kemusyrikan merasuk, sehingga mereka mengambil tuhan-tuhan lain di samping Allah. Mereka tenggelam dalam pemujaan dan penyembahan berhala-berhala itu dengan berbagai bentuknya, karena saat itu, masing-masing tempat dan qabilah memiliki berhala sendiri-sendiri, bahkan di tiap rumah ada berhala khusus pula. Dan waktu itu, di dalam ka’bah (yang dibangun oleh Nabi Ibrahim Alaihis salam) dan di terasnya terdapat 360 buah berhala.

Bersambung...