Monday 12 October 2015

Uji Tangguh Keimanan



Senin, 12 Oktober 2015

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٢٧) وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (٢٨) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (٢٩

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar. Wahai orang-orang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan Furqaan (kemampuan membedakan antara yang haq (benar) dan yang batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar. (QS. Al Anfal : 27-29)

Sebuah perjalanan memang memiliki ciri khas yang berbeda. Ujung awal mula dan akhirnya pun tak sama. Mengapa? Karena semua itu berada di atas rencana dua zat yang berbeda. Pertama adalah rencana kita, lalu disempurnakan dengan rencana Yang Maha Kuasa.

Maka, tak heran jika kita menyaksikan ada orang yang dimuliakan di dunia. Segala hal yang ia inginkan cepat sekali terkabulnya, semua yang ia harapkan mudah benar mendekatnya, seluruh cita-cita dunianya terlaksana. Dan ketika orang lain melihatnya, lalu melihat harta kekayaannya, mereka bergumam, “Andai aku seperti dia”

Dan begitu pula sebaliknya dengan perbedaan yang benar-benar berbeda. Manajemen yang ia terapkan dalam kehidupannya sudah sedemikian tertata rapinya. Usaha yang ia lakukan sudah mencapai titik maksimalnya. Segala hal yang ia punya dipertaruhkan untuk mendapatkannya. Namun apa daya? Kehidupannya tak kunjung membaik. Bahkan dari tahun ke tahun demikianlah hasilnya.

Dua contoh di atas, kita menggambarkan dua keadaan muslim yang katakanlah sama-sama taat kepada Allah. Yang satu diuji dengan harta, kedudukan dan kemudahan yang berlimpah, sedangkan yang kedua diuji Allah dengan kemiskinan, tak ada yang peduli dengannya, namun ia tetap taat pada Allah. Hukum-hukum yang diajarkanNya ia patuhi, segala syariat yang telah digariskanNya ia jalani.

Terkadang, dan seringkali memang keadaan kita berbeda satu sama lain. Ada yang kaya, ada pula miskin, ada pula yang sedang-sedang saja. Semuanya beragam. Dan semua hal itu adalah ujian. Kenikmatan adalah ujian, kesengsaraan adalah ujian dan pertengahan antara keduanya adalah ujian. Bukan berarti orang yang selalu dimudahkan oleh Allah (secara lahir) pribadinya benar-benar dekat kepada Allah. Karena bisa jadi, kemudahan yang ia terima dari Allah adalah berkat doa atau usaha dari orang lain yang bertaqwa kepada Allah. Dan bisa jadi pula, seseorang yang selalu diberikan kesengsaraan padanya adalah bukan berarti orang yang tidak bertaqwa. Karena bisa jadi sebab ketaqwaannya yang mulia itulah yang menjadikannya diuji dengan ujian yang tak ditimpakan oleh Allah kepada selain dia. Bukankah semakin tinggi pohon, maka terpaan angin semakin kencang,

Sehingga, Sadar diri dan kembali kepada pelukan islam adalah sebuah amal yang mulia di zaman kita sekarang. Saat zaman semakin mendekati titik akhir sebuah perjalanan, ketika zaman menjadi semakin membingungkan, banyak hal yang menjadikan semuanya mudah namun terasa hampa. Nampak berisi namun kosong.

Keyakinan dan ketaatan kepada Allah yang sebenar-benarnya, adalah suatu hal yang mutlak harus kita pahami, kita tingkatkan dengan segala kemampuan yang kita miliki, karena hal itulah yang kebanyakan orang tak menyentuhnya. Menyentuh pun tidak, apalagi memahami? Karena, sebagai manusia kebanyakan, kita seringkali melihat sesuatu secara lahiriah saja, dan terburu-buru mengambil kesimpulan. Sedikit sekali di antara kita yang dengan sengaja berusaha menelaah sesuatu di balik segala hal yang terjadi di muka bumi. Hikmah yang ada di dalamnya, pelajaran mutiara yang sanggup disimpan. Karena Allah tidak akan menciptakan sesuatu yang tidak berguna. Tidak akan. Tidak pernah.

Dan semua ini saya tutup dengan. Mari kita sesering mungkin mengingat Allah, dengan cara apaun yang sanggup kita lakukan. Semoga kita kita mampu menjaga ingatan kita pada allah selalu, kita sanggup memahami hal-hal yang tak banyak orang lain pahami...

Yassarallahu lana. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita.



Subuh menjelang pagi, sebelum kesibukan merenggut waktu.

District 6th, Nasr City, Cairo.

1 comment: