Saturday 3 October 2015

Berawal dari Ajar

Ahad, 9 November 2014

Saat Dhuha, sebelum aktivitas merenggut waktu-waktu ku

Kita sama-sama paham bahwa kewajiban kita sebagai seorang pelajar adalah belajar. Dan terus belajar yang berkesinambungan itulah yang dibutuhkan. Artinya, kemarin belajar, hari ini belajar, besok belajar, lalu besok-besoknya lagi pun belajar. Dan itu berlangsung secara terus-menerus tanpa henti hingga mati pun, ilmu yang Allah sebar di dunia ini tidak akan pernah habis.

Sebelumnya, mari kita sedikit membahas tentang hakikat belajar dari kacamata sederhana bahasa jawa dan indonesia. Belajar adalah sebuah kata dari bahasa Indonesia, kata dasarnya adalah ajar, lalu kata bentukan nya bisa menjadi mengajar, belajar, diajar, mengajarkan, pelajar, terpelajar, pembelajar, pembelajaran, pengajaran, kurang ajar dsb. Sedangkan ajar sendiri, berasal dari serapan jawa, yang artinya berlatih, misalnya ajar sepeda, atau ajar masak, atau ada lagi ajar menjahit. Semua itu berarti melatih diri dari tidak bisa menjadi bisa. Dan latihan itu seringkali membutuhkan proses, hanya saja berbeda-beda tiap masing-masing individu. Maka, belajar adalah proses berlatih suatu hal tertentu yang diharapkan ketika di akhir proses itu terdapat adanya perubahan kemampuan dari tidak bisa menjadi bisa dan dari sedikit menjadi banyak atau dari tidak tahu menjadi tahu.

Pada dasarnya, macam-macam belajar itu beragam. Mulai dari suatu hal yang baik hingga yang tidak, dari sesuatu yag remeh sampai yang sangat rumit. Dan menurut hemat penulis, pengkotak-kotakan bahwa belajar hanyalah bisa dilakukan di kelas sekolah atau kampus adalah sebuah definisi belajar yang klasik dan agak sempit jika kita pikir ulang. Karena jikalau yang demikian ini disebut belajar lalu bagaimana dengan apabila seseorang belajar suatu hal di luar kelas. Apakah ia tidak disebut belajar?

Nah, sehingga beberapa ahli ilmu mengatakan bahwa belajar itu tidak mencakup ruang dan waktu. Artinya di manapun berada dan kapanpun itu jika seseorang memang berproses untuk berlatih atau berusaha untuk mengetahui suatu ilmu maka kegiatan itu disebut belajar. Apapun jenis ilmu itu.

Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi mengatakan bahwa ilmu yang sebenarnya dipelajari bukanlah ilmu yang ada di kelas atau diktat kampus saja, karena ilmu yang ada di tempat-tempat itu sangatlah sedikit dan sempit sekali jika dibanding dengan keadaan kita untuk hidup di muka bumi. Dan karena ilmu yang kita pelajari di kelas maupun di kampus hanyalah untuk menjadikan akal kita siap untuk menerima ilmu yang lebih kompleks, yakni ilmu tentang kehidupan, ilmu yang memang tidak akan pernah ada di kelas secara langsung, ilmu yang tidak hanya mengandalkan kematangan berfikir namun juga kapabilitas dalam pengelolaan emosi.

Lalu pembahasan berikutnya adalah, ilmu yang bagaimanakah yang sebaiknya kita pelajari (setiap orang harus mengetahuinya) tanpa terkecuali, apapun jurusan yang ia ambil dalam perkuliahan? Ialah seseorang perlu mengetahui dasar-dasar kehidupannya, dan dasar kehidupan kita adalah islam.

Maka, belajar yang pertama dan seharusnya sering kita perhatikan adalah seberapa jauh pengetahuan kita tentang keislaman kita. Karena islam kita ini sungguh teramat sempurna untuk dijadikan sebuah cara hidup yang proporsional, yang tidak berat sebelah. Karena islam sendiri datang bukan dari manusia, melainkan datang dari yang Maha Menguasai manusia. Sehingga pengetahuan keislaman kita hendaknya mencapai batas minimal kita sanggup berislam dengan baik dan benar. Maka, jika hal yang fondasi ini sanggup kita pelajari secara benar-benar maka silakan bagi kita yang ingin menambah mempelajari ilmu selain ilmu tentang islam.

Sehingga apabila masing-masing muslim memperhatikan betul tentang kondisi keilmuan yang ia miliki maka ia sanggup bertindak sesuai ilmu yang ia miliki. Maka, belajar adalah proses yang indah, yang tidak akan pernah sanggup dilukiskan dengan perkataan paling indah sekalipun, apalagi jika ditambah dengan niat ikhlas nan mulia seseorang tersebut.

Nasrun minallah wa fathun qarib.

No comments:

Post a Comment