Saturday 3 October 2015

Meniti Jejak Lama

Bismillahirrahmanirrahim.

Segalanya memang patut disyukuri. Tanpa terkecuali. Contohnya saja seperti “sebuah kemudahan menjelaskan sesuatu” yang Allah berikan pada kita. Tak semua orang diberikan nikmat yang satu ini. Sebuah nikmat yang sebenarnya memiliki peranan penting dalam hidup umat manusia. Namun jelas, seringkali manusia tidak menyadarinya, menganggap hal itu adalah lumrah, sama seperti hal-hal lain yang natural dan alamiah. Padahal, jika mengetahui betapa istimewanya hal itu, maka manusia akan memaksimalkan rasa syukurnya pada Allah ta’ala dengan segenap kekuatan jiwa dan raga.

Perihal “menjelaskan sesuatu” adalah suatu kebutuhan hidup yang takkan terlepas dari keseharian kita. Karena semua hal yang akan kita lakukan dan bersinggungan orang lain, membutuhkan hal ini. Misalnya, kita ingin mengucapkan sesuatu yang membuat orang lain yakin atas perkataan kita, atau kita ingin makan dan sedang tidak ada bahan makanan di rumah, maka kita akan pergi ke toko atau pasar untuk membeli sesuatu yang bisa dimakan atau dimasak, dan jelas ketika kita ingin membelinya kita butuh “penjelasan” kan? Kita harus menjelaskan kepada penjual bahwa kita ingin membeli itu atau membeli ini. Kalau tidak begitu, bagaimana mungkin kita akan mendapatkan sesuatu yang kita inginkan?

Contoh-contoh yang lain sangat banyak jika kita mau melihat di sekitar kita. Lalu yang akan kita bahas selanjutnya adalah tentang tingkatan kemampuan manusia dalam “menjelaskan sesuatu”. Seorang anak usia lima tahun tentu berbeda cara penjelasannya dengan seorang yang berusia lima belas tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun. Begitu pula seseorang yang tingkat pendidikannya rendah, tak akan sama jika dibandingkan dengan yang profesor. Cara bicara dan gaya bicaranya pun berbeda. Lalu begitu pula seorang yang berpengalaman karena sering menyampaikan ceramah atau sebuah presentasi tentu berbeda dengan seorang yang hanya berbicara sekedarnya di lingkungan kecil tetangganya. Tingkat jabatan pun mempengaruhi gaya bicara seseorang. Orang yang berada dan sering bersinggungan dengan persoalan politik tentu berbeda penjelasannya dengan seorang tukang becak yang biasanya hanya menawarkan jasa angkut saja. Dan begitu pula seterusnya.

“Penjelasan” memang beragam, terlihat dari posisi si pembicara. Nah, maka keragaman yang demikian ini sebaiknya menjadikan kita untuk senantiasa mengasah kemampuan kita dalam menjelaskan sesuatu. Terlebih ketika kita melihat bahwa kita adalah mahasiswa. Sudah bukan anak-anak lagi. Tingkat kemampuan analisis dan berpikir telah jauh berbeda dengan anak-anak yang sekolah dasar atau menengah.

Semoga hari kita kian bermanfaat.

Kairo,  7 Desember 2014

No comments:

Post a Comment