Saturday 3 October 2015

Siluet Tengah Bulan

Setengah bulan yang terlampaui dengan cepat. Semua pujian memang milikNya, begitu pula semua kebaikan, hanya milikNya dari Nya dan kepadaNya bermuara. Maka, bersyukur pada Allah adalah hal yang mutlak. Tiba-tiba teringat sebuah hadits yang baru saja dilafalkan oleh seorang teman, “Ihfadzhillah Yahfadzhka” jagalah Allah maka Dia akan menjagamu.

Sebuah bentuk gabungan kalimat yang sederhana, hanya pengulangan kata dan beberapa perubahan serta imbuhan, namun kemuliaan perkataannya sungguh memukau. Makna yang dikandungnya demikian dalam dan mengena. Ia adalah sebuah perkataan yang butuh seorang ahli ilmu untuk menguraikannya, dengan jelas dan terperinci. Lalu bagi yang mendengarkan pula, butuh konsentrasi dan keikhlasan mendengarkan penjelasannya.

Semua perkataan yang keluar dari lisan Rasulullah, bukanlah hawa nafsu, tetapi ia adalah wahyu yang disampaikan oleh Allah kepadanya. Sehingga menjadikan keakuratan kalimat bentuknya, susunannya, serta  makna yang terkandung sungguh luar biasa. Benar-benar mengandung ilmu yang tajam dan mendalam sehingga bagi siapa saja yang mendengar tentu yakin bahwa ini memang sebuah kebenaran.

Jagalah Allah, maka ia menjagamu. Beberapa makna yang terdapat dalam lafaz ini adalah betapa jika kita menjaga Allah (hukum-hukumNya, kewajiban kita kepadaNya, aturan-aturanNya serta segala hal yang terkait dengan Dia) maka Allah berjanji, melalui lisan rasulNya bahwa Dia akan menjaga kita, di manapun kita berada, bagaimanapun saat itu kondisi kita. Yang kita perlukan untuk melaksanakan dan mengamalkan sebuah perintah adalah keyakinan. Yakni seberapa besar keyakinan kita terhadap perintah itu lah yang menjadikan terlihat seberapa persen kadar semangat kita melaksanakannya. Dan semanagt itu, nantinya akan berefek ke tindakan yang kita lakukan pasca itu. Dan ini sudah tidak perlu perdebatan lagi. Sudah jelas, dan terang.

Penjagaan terhadap hukum-hukum Allah itulah yang perlu kita cermati sebaik-baiknya. Karena seringkali manusia lalai dengan hal yang demikian ini. Karena dunia yang ada seringkali menjadikan “sedikit” lupa akan hukum Allah. Juga karena perkembanagan dan kompleksitas masalah yang kita kenal semakin banyak dan bervariasi. Semua ketergesaan dan kepentingan beradau di alam dunia. Menjadikan semuanya lupa dan abai terhadap hukum Allah. Yang ada di benak mereka adalah bagaimana mengejar dunia sekencang-kencangnya, lupa asal-usulnya, siapakah yang menciptakannya dan kebimbangan & kehampaan dunia yang dirasakannya selain itu.

Sebuah bentuk penjagaan yang semestinya pertama dilakukann adalah penjagaan terhadap ibadah, karena tidaklah jin dan manusia diciptakan melainkan demi ibadah. Dan sebaik-baik ibadah di antara semua ibadah adalah shalat. Dan di antara semua shalat, shalat lima waktu lah yang menempati urutan pertama dari semua shalat. Dia pula lah yang ditanyakan suatu saat nanti, saat tidak akan terulang kembali segala hal yang ada di dunia ini.

Maka, berusaha membaguskan shalat wajib adalah hal yang pertama kali seyogyanya diperbaiki oleh kita, sebagai manusia. Lima waktu yang telah ditetapkanNya hendaknya kita jaga betul, karena itulah tiang agama.

Akhir kalam, semoga Allah memudahkan diri kita untuk memaksimalkan waktu yang kita miliki sebaik-baiknya, semoga kita bukan termasuk orang-orang yang merugi.

Nasr city, Ahad, 16 November 2014

No comments:

Post a Comment