Saturday 3 October 2015

Makhluk Berfikir



Jumat, 24 Oktober 2014

Pagi menjelang terang, Nasrcity yang mendingin.

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

PadaNya lah segala kebaikan berasal dan diperuntukkan. Maka, syukur kita kepadaNya adalah suatu hal yang mutlak harus kita laksanakan setiap waktu, setiap saat kenikmatanNya datang menghampiri kita.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabiNya, Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, manusia terbaik yang pernah ada, yang bahkan berada di dekatnya saja sudah menerbitkan matahari ketaatan di sekujur raga para sahabatnya. Semoga kita sanggup meniru dan menaati sunah-sunahnya.

Berfikir adalah suatu proses awal dalam bertindak dan menentukan suatu langkah dan pilihan. Dia umpama kepala dari seluruh raga makhluk bernyawa. Adanya ia adalah suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi. Keberadaannya memang harus ada. Tak bisa tidak, mau tidak mau, suka tidak suka.

Berfikir memiliki korelasi yang kuat dengan suatu tindakan. Sehingga sanggup kita katakan, bahwa kebenaran dan ketepatan berfikir akan berujung pada kebenaran dan ketepatan tindakan. Sedangkan kecerobohan dan kegilaan berfikir akan berdampak pada tindakan yang yang sama dengan yang dipikirkan.

Akal adalah tempat utama berputar semua fikiran itu. Hubungan saling mengaitkan antara suatu ide, peristiwa, kejadian, dan segala hal yang membutuhkan pemikiran itu berpusat di sini, usaha menyelesaikan suatu persoalan, menentukan suatu pilihan, mempertimbangkan suatu kesimpulan maupun hipotesa atau memilih suatu gagasan berkutat di sini. Sehingga akal, sungguh memegang peranan yang terpenting dalam laku hidup seorang manusia. Lurusnya akal berbanding lurus dengan lurusnya perilaku manusia tersebut, begitu pula sebaliknya.

Akal yang benar dan sehat dalam berfikir menjadi tolak ukur dari kelurusan sikap seseorang serta kebenaran yang muncul dari pribadi orang tersebut. Pribadi yang mulia, jika dirunut lebih dalam, maka akan didapati bahwa akal yang dimilikinya pun mulia pula. Begitu pula pribadi yang cela, bila ditelisik lebih detail maka terlihat daripadanya suatu akal yang cela pula. Dan kehidupan manusia telah terlampau sering menjelaskan hal ini secara turun temurun, dari generasi ke generasi, dengan penjelasan yang beraneka ragam, serta bervariasi gaya bahasanya.

Menumbuhkan akal yang benar dan mulia memiliki banyak sekali jalur yang sanggup ditempuh. Pertama, dimulai dari faktor eksternal, karena menurut hemat penulis, faktor eksternal efeknya jauh lebih dominan dibanding faktor internal, misalnya, dengan membenarkan bacaan yang dibaca oleh seseorang tersebut, berusaha mencari lingkungan yang berisi dengan orang-orang yang berfikiran sehat dan akal yang mulia, banyak mendengarkan berbagai informasi yang menunjang kemuliaan berfikir dan bersikap, sesekali perlu ditambah juga berdiskusi dengan orang-orang yang memiliki wawasan mulia dan benar.

Kedua, faktor internal, yakni hal-hal ini berasal dari dalam pribadi masing-masing. Seperti banyak serta  sesering mungkin membaca dan memahami Al-quran dan al-hadits, berusaha meningkatkan ibadah wajib maupun sunnah yang telah digariskan Allah dan rasulNya, juga perlunya sering mengingat Allah di manapun kapanpun dan bagaimanapun keadaannya, berusaha menjaga hukum-hukum Allah. Nah, hal-hal yang demikian ini akan menjadikan seseorang semakin dekat dengan agamanya, tuhannya dan rasulnya, sehingga jika hal ini dirutinkan maka pribadi seseorang itu setahap demi setahap akan kuat aura kemuliaannya, dan ini akan memperbagus cara berfikirnya yang akhirnya bermuara pada perilaku yang mulia nan indah pula. Dan akan membentengi pula dari fikiran-fikiran yang tidak benar dan cenderung salah.

Maka, akhir kalam. Pembenaran akal sehingga menjadi mulia adalah hal yang harus kita perhatikan dan kita cermati sebisa mungkin. Dan tak hanya sampai batas perhatian kita saja, namun lebih dari itu, kita sanggup mengubah pola dan ritme berfikir kita, menjadikannya sebagai sarana pendekatan kita padaNya. Semoga hidup kita senantiasa dinaungi rahmatNya dan karuniaNya. Dan hidup kita lebih baik dari hari ke hari.

Mutsallats, Kairo, pagi hari yang menyejukkan.

Jumat Mubarok.

2 comments: