Saturday 10 October 2015

Setelah Sejenak Berehat

Jumat, 9 Oktober 2015

Masjid Rasul, District 10th.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, kemarin pagi pukul 3.30 clt, saya tiba di Airport Cairo dengan selamat. Kedatangan kali ini sekaligus menjadi titik perencanaan tingkat lanjut, setelah kemarin berlibur beberapa waktu di bumi pertiwi. Pandangan, perenungan, diskusi, saran, kritik dan semua hal yang mendukung perjalanan setelah ini memang patut diperhitungkan. Jika baik, memohon pada Allah kemantapan hati, lalu berusaha untuk dilaksanakan. Jika buruk, tutup semuanya, tak perlu dilakukan.

Sebuah pemikiran di antaranya berasal dari proses melihat, mengamati, mendengar dan merasakan. Darinya, jika itu merupakan suatu hal yang baik maka akan menghasilkan pikiran yang baik, dan berlaku pula hal sebaliknya. Jalan pikir yang ada memang senantiasa dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Dominasi kedua faktor itu dalam pribadi seseorang berbeda dari satu orang ke orang yang lain, berbeda juga dari waktu ke waktu.

Ada satu hal yang menarik sejak kedatangan saya kemarin pagi, ketika saya merebahkan diri dan melihat di langit-langit kamar saya di Kairo ini, terbetik di benak saya, ternyata ruang dan waktu itu kemungkinan berubahnya cepat sekali. Bisa jadi dia yang kemarin masih hidup, tiba-tiba sudah berganti alam, ruang dan waktu. Yang pagi hari di tempat ini, sore hari bisa berada di tempat yang lain. Maka, saya berfikir, tidak heran jika suatu saat nanti ada masanya seseorang yang masih beriman di pagi hari, tiba-tiba menjadi orang lain yang tidak beriman di sore hari. Dan perputaran ruang dan waktu itu menjadi salah satu tanda bagi orang-orang yang berakal.

Jalan-jalan di Kairo, masih sama seperti saat pertama saya tiba di sini, tiga tahun yang lalu. Begitu pula bangunan-bangunan di sekitar tempat tinggal saya. Tidak banyak yang nampak berubah kecuali beberapa ukuran toko yang semakin membesar, anak-anak yang dulu pernah terlihat, nampak semakin besar dan dewasa. Sedangkan kebisingan yang sejak dulu terasa, tetap terasa dan kadang-kadang pun menjengkelkan.

Sepertinya cukup sedikit saja pembukaan kali ini, kebetulan kawan-kawan di kamar masih ingin bercerita tentang banyak hal. Kabar Indonesia, kenaikan mata uang negeri, serta hal-hal beragam tentang negeri di atas kertas. Sehingga, seyogyanya saya menghentikan tulisan ini, bergabung bersama mereka, melepas kerinduan dan menutup notebook.

Wallahu Musta’an.

No comments:

Post a Comment