Monday 6 June 2016

Selamat Datang di rumah kami, Ramadhan 1437


Malam ini, lelaki itu memandang siratan rembulan. Matanya terharu berkaca-kaca. Wajah mudanya menyiratkan kebahagiaan yang tak terkata. Bibirnya bergetar, mengucap syukur berulang kali. Seakan ia merasa bahagia terlahir di dunia ini. Ia tak mampu menahan segala rasa yang membuncah dalam dirinya. Sungguh, betapa menyenangkannya malam ini.

“Akhirnya aku bertemu dengannya kembali” ia bertutur di antara angin musim panas yang menderu. Tak hirau dengan sekitar, ia hanya ingin memandang langit, melantunkan doa-doa yang syukur yang tiada terkira. Sedang di dalam hatinya, ia ingin berdiri di sana, di dekat sungai tempat dahulu ia menghabiskan malam pertama dengannya, untuk selalu berpikir dan merenung, tentang segala yang akan ia lakukan dalam menghabiskan hari dan malam-malam berikutnya.

Malam itu adalah malam pertama ramadhan. Sebelas bulan penantiannya, syukurlah tak sia-sia. Allah masih memberikan kesempatan padanya, bersua. Maka, ia berucap janji dalam diri, untuk tak akan menyiakan kesempatan yang telah diberi, barangkali esok atau lusa ia tak pernah kembali.

Maka ia teringat segala sesuatu. Tentang ia, tentang ramadhan. Bulan yang kemuliaannya tak cukup hanya terangkum dalam kekata, tak akan habis keistimewaannya sekalipun dijelaskan oleh para cendekia. Hatinya bangga sejadi-jadinya, sungguh senang luar biasa. Ia berusaha mendekatkan segala ingatannya. Mengajaknya duduk bersama, berbicara nostalgia tentang masa lalu. Yang lebih banyak kurang daripada lebihnya.

Sejenak ia mengalihkan pandangnya, duduk di kursi panjang pinggir sungai. Ternyata Alquran itu masih di sana. Masih seperti dulu saat ia meninggalkannya. Sampai tiba-tiba segalanya berputar, mengejutkannya. Dan ayat itu masih jelas terngiang di telinganya. “Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan Alqur’an, sebagai petunjuk dan penjelasnya serta pembeda (segala yang salah dan benar)” (Al Baqarah : 185)

Tentang setiap malam Rasulullah bersama jibril membaca Al quran, “Adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sebaik-baik manusia, dan sebaik-baik pula, saat Ramadhan ketika Jibril menyampaikan padanya Alquran. Dan dahulu Jibril membacakan padanya setiap malam ramadhan, maka ia mengajarkan padanya Alquran” (HR. Muttafaq ‘Alaih)  

Tentang para sahabat Rasulullah, orang-orang terbaik yang pernah hidup pada masanya, di antara mereka ada yang menyelesaikan Al quran dalam sepekan, adapula yang tiga hari, bahkan sehari pun khatam.

Az-Zuhri dulu pernah berkata, “Sungguh ramadhan itu tilawah Alquran dan saat memberikan makanan (pada mereka yang berpuasa)”

Juga sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, ‘Puasa dan Alquran kelak sama-sama akan memberikan syafaat pada seorang hamba. Puasa berkata, “Wahai tuhanku, sungguh aku telah menahannya dari makanan dan syahwat di siang hari maka izinkanlah aku memberi syafaat padanya. Dan berkata pula Alquran, “Aku telah menahannya tidur di malam hari maka izinkanlah aku memberi syafaat padanya” maka keduanya diberi syafaat oleh Allah untuk seorang hamba itu’ (HR. Baihaqi)             

Semakin lama, semakin datang semua ingatan-ingatannya. Saat dahulu ia pernah mendengar seorang imam membaca dengan syahdu ayat 29 surat Fathir, “Sesungguhnya orang-orang yang membaca kitab Allah, mendirikan shalat, dan berinfak dari apa yang telah Kami anugerahkan pada mereka, secara diam-diam maupun terang-terangan, mereka mengharapkan perniagaan yang takkan pernah rugi”

Dan kini, ia tertegun. Ia raih alquran itu, mengamatinya dengan seksama. Di dalam alquran itu, betapa besar balasan yang diberikan Allah padanya. Sungguh, lebih dari itu, ia tak ingin merugi. Usianya sudah sekian lama. Hidup di dunia ini terasa begitu lelah pun melelahkan. Ia ingin kembali mengingat Allah di dalam tilawahnya. Sama seperti yang dahulu ia pernah lakukan. Tak peduli seberapa sibuk urusan dunianya, tak peduli seberapa banyak pekerjaannya dan segala yang ia lakukan di siang hari. Ia ingin meneladani mereka yang telah lama. Yang pernah meninggalkan teladan semangat membaca dan merenungi AlquranNya.

Dan adzan isya berkumandang, mengajaknya berdiri bersama orang-orang yang berdiri. Dan rukuk bersama mereka yang rukuk.

Ramadhan, selamat datang di rumah kami. Bimbinglah kami menjadi pribadi yang kian berbakti. Kepada Allah yang  mencipta diri ini dan Rasul yang menyayangi umatnya sepenuh hati.


Ghurratu Ramadhan 1437 H. (1 Ramadhan 1437 H)

No comments:

Post a Comment