Friday 17 June 2016

Kisah Bilal bin Rabah (Part 1 - Muqoddimah)

Muazzin Rasulullah, Simbol Persamaan Derajat dan Simbol Perlawanan

Jika nama Abu Bakar disebut, Umar akan berkata, "Abu Bakar adalah (tuan) pemimpin kita, yang telah memerdekakan pemimpin kita." Maksudnya adalah Bilal.

Seseorang yang diberi gelar oleh Umar "pemimpin kita", tentulah seorang tokoh yang layak memperoleh kehormatan seperti itu. Namun setiap kali menerima pujian yang ditujukan pada dirinya, laki-laki berkulit hitam, kurus kerempeng, tinggi jangkung, berambut lebat dan bercambang tipis ini pasti menundukkan kepala dan memejamkan mata. Lalu dengan air mata membasahi pipinya, ia berkata, "Aku ini orang Habsyi (berasal dari Habasyah). Baru saja dimerdekakan dari statusku sebagai budak belian."

Siapakah kiranya orang Habsyi yang baru saja dibebaskan itu?

Dialah Bilal bin Rabah, yang mengumandangkan seruan Islam dan menggoyahkan kaki-kaki berhala.

Dialah salah satu dari keajaiban keimanan dan kejujuran.

Dialah keajaiban Islam, bukti kedahsyatan Islam.

Dari sepuluh orang muslim, di setiap generasi, paling tidak ada tujuh orang yang mengenal Bilal. Artinya ada ratusan juta orang muslim yang mengenal dengan baik siapa Bilal dan bagaimana kiprahnya dalam perjuangan Islam, sebagaimana mereka pun mengenal siapa dan bagaimana kiprah dua khalifah terbesar dalam Islam; Abu Bakar dan Umar.

Jika Anda berada di Mesir, Pakistan, Indonesia atau Cina, 
Jika Anda berada di Amerika, Eropa dan Rusia,
Jika Anda berada di Irak, Suriah, Turki, Iran dan Sudan, 
Jika Anda berada di Tunisia, Aljazair dan Maroko, 
Jika Anda berada di Afrika dan pedalaman Asia,


Di manapun Anda, di setiap wilayah yang dihuni kaum muslimin, Anda bisa bertanya kepada anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar, "Siapakah Bilal itu?"

Pasti Anda akan dapati jawaban kira-kira seperti ini, "Ia adalah muazzin Rasulullah. Sebelumnya ia adalah seorang budak yang disiksa oleh tuannya dengan batu besar di tengah terik panas, supaya ia meninggalkan Islam. Namun ia menjawab, 'Ahad (Allah Maha Esa), Ahad (Allh Maha Esa)."

Keimanannya yang begitu kuat dan kehebatan Islam yang ia anut telah mengubah kehidupannya. Bahkan, mengubah posisi dirinya dalam sejarah kehidupan manusia. Ia masuk dalam daftar para toloh Islam yang kiprahnya takkan terlupakan.

Hitamnya warna kulit, rendahnya kasta,  dan hinanya budak belian tidak menutup pintu baginya untuk menempati posisi mulia pasca keislamannya. Itu semua ia peroleh dengan kejujuran, kesungguhan, kesucian hati dan perjuangan tiada henti

Awalnya masyarakat menilai budak belian seperti Bilal tidak punya asal-usul yang jelas, tak punya kekuatan apalagi keluarga, tidak memiliki hak apapun. Bahkan ia tidak berhak mengatir hidupnya sendiri. Sebab budak belian adalah milik tuannya. Geraknya mengikuti perintah tuannya. Unta dan hewan gembalaan adalah dunianya.

Saat itu, masyarakat jahiliyah mengira bahwa manusia seperti Bilal tidak mungkin melakukan sesuatu dan tidak mungkin menjadi sesuatu.

Ternyata apa yang mereka yakini selama ini, keliru. Bilal mampu menjadi orang beriman sementara mereka tidak. Lalu ia menjadi muazzin pertama bagi Rasulullah dan Islam. Satu tugas yang menjadi dambaan setiap pembesar Quraisy yang telah masuk Islam dan menjadi pengikut Rasulullah.

Benar! Dialah Bilal bin Rabah.

Sungguh suatu kepahlawanan dan kebesaran telah ditampilkan oleh seorang lelaki bernama Bilal bin Rabah...



(Diambil dari kitab Rijalu Haula Rasul karya Khalid Muhammad Khalid)

No comments:

Post a Comment