Saturday 22 October 2016

Mu'adz bin Jabal (Bagian 3 - Selesai)



Akhirnya, ajal Mu’adz mendekat, dan ia dipanggil menghadap Allah. 

Di saat-saat terakhir menjelang kematiannya, mengalir dari lisannya kata-kata yang merupakan intisari dari seluruh hidupnya. Ia memandang ke atas dan memohon kepada Tuhannya yang Maha Pengasih,

“Ya Allah, sesungguhnya, selama ini aku takut kepadaMu, tetapi hari ini aku mengharapkanMu. Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa kecintaanku terhadap dunia bukan untuk membuat taman pribadi yang dialiri sungai-sungai, atau untuk memperbanyak perkebunanku. Tetapi, untuk minum orang yang kehausan, menghadapi musim paceklik, dan untuk bekal mencari ilmu, menambah keimanan dan ketaatan.”

Ia bentangkan tangannya seakan ingin berjabat tangan dengan kematian. Ia berkata, “Selamat datang wahai kematian. Engkau adalah kekasih yang datang saat diperlukan.”

***

Mu’adz pergi ke haribaan Ilahi...

Akhir kalam...

Semoga Allah membimbing kita, supaya sanggup meneladani kebaikan-kebaikan yang pernah dicontohkan orang-orang terbaik seperti beliau..
Semoga kelak kita dipertemukan dengannya, bercengkrama dengannya, di dipan-dipan surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai..

Wahai.. Betapa membahagiakannya saat itu...




Disarikan dari kitab Rijalu Khaula Rasul karya Khalid Muhammad Khalid.
Ditulis ulang oleh Syafiq El quds


Cairo, 21 Okt 2016, 
Sebelum memejamkan mata..

No comments:

Post a Comment