Sunday 20 March 2016

Jangan Sampai Malasmu Mengalahkan Kegigihanmu



20 Maret 2016, Kairo, saat musim panas sedang bangun dari hibernasi ringannya

“Jangan sampai rasa malasmu mengalahkan kegigihan dan rencanamu” Ujarnya seraya memandang murid-murinya

Dia seorang pekerja keras. Itu jika yang ia lakukan pantas disebut pekerjaan. Dalam arti sebenarnya. Hari-hari yang dilewati jauh dari kata santai dan berpangku tangan. Setiap detik tidak akan ia biarkan berlalu tanpa sesuatu yang baru, pun bermutu. Ia selalu menggunakan rangkaian harinya untuk berfikir. Berfikir dalam arti yang luas. Dan merealisaikan fikirannya dalam bentuk langkah yang nyata.

Kisaran usianya sudah mencapai kepala lima, namun semangat hidupnya jauh di atas mereka yang 30an. Etos kerja dan berfikirnya patut ditiru. Sedang ilmu yang ia miliki sungguh benar-benar berarti, bagi kami, mereka, dan semua orang yang sedang belajar budi. Ia tersenyum di tiap kata yang mengalir dari lisannya. Memberikan sebuah hikmah dan kesadaran di tiap susunan katanya. Menjadikan kami yang mendengar menganggukkan kepada, mengiyakan.

Buku yang ditulisnya pernah menjadi buku bahasa Arab terbaik di dunia tahun 2008. Kalian bisa melihat di bukunya, mengapa bisa sampai seperti itu. Kemudian ia mengajar murid-muridnya dengan buku-buku yang ia tulis saat itu. Di antaranya, Nahwu Al Kafi, Syarh Al Ajurrumiyah Al Kafi, Sharf Al Kafi, Balaghah Al Kafi, Mulakkhos Qawaidil Lughah, Qawaidul Imla’. Dan sekarang ia sedang menyelesaikan buku berjilid-jilidnya dengan judul Tafsir dan I’rab Alquran.

Jika kau bertemu dengannya, kupikir kau akan setuju dengan yang kupikirkan. Atau setidaknya kita punya kesamaan berfikir dalam beberapa aspek tertentu tentangnya. Itu tidak masalah. Bagiku, ini hanya sebuah ungkapan tentang dirinya. Karena kulihat kesibukannya mengajarkan ilmu yang dimiliki sungguh tak bisa diremehkan. Hingga diundang ke Saudi beberapa kali dalam kurun setahun, begitupula dalam undangannya ke Kuwait serta negara-negara berbahasa Arab lainnya. Dan tahukah kau? sekarang ia sedang berada di Indonesia, terakhir kali kemarin 3 hari yang lalu ia berada di sekitar Tasikmalaya. Apa yang diperbuatnya? Ia ahli bahasa Arab, mengajarkan bahasa arab di beberapa tempat, memberikan metode yang sederhana dan mudah, bahkan untuk pemula dan anak-anak sekalipun. Kabarnya ia pun hafal Mu’jam al Wasith yang dijadikan kamus diktat di beberapa pesantren di Indonesia dan sering digunakan rujukan di berbagai penuisan karya ilmiah.

Kurasa tak perlu panjang lebar pendeskripsian tentangnya. Inti yang perlu diambil adalah, usaha yang dilakukannya dalam keseharian. Ia tidak pernah berhenti berdedikasi, untuk kemajuan ilmu bahasa Arab dan keterjagaannya.

Teringat perkataannya beberapa waktu silam, “Dulu saat saya masih bersekolah menengah, saya bahkan pernah menghafal buku IPA yang saya pelajari, sampai-sampai seakan ketika berfikir, saya membukanya halaman demi halaman, kata demi kata nampak jelas di benak saya. Ingatlah, bahwa saat kau ingin menghafal dan menguasai sesuatu, lakukanlah itu berulang-ulang. Sesering yang kau bisa, dan silakan rasa bosan itu menghampirimu namun jangan biarkan ia mengalahkanmu”

Kami terduduk, diam. Sulit wahai guru. Namun, kami takkan pernah melalaikan nasihatmu. Karena kesulitan datang bersama kemudahan, sungguh kemudahan akan datang saat ada kesulitan.

Beliau adalah Syekh Aiman Amin Abdul Ghani. Semoga Allah senantiasa menjagamu.

2 comments:

  1. Nice kak (Y)
    salam kenal kak, saya juga anggota BAM.
    Jangan lupa berkunjung dan komentari blog saya kak http://yayanouht.blogspot.co.id , sebab saya masih pemula dalam blogging. Mohon kritik dan sarannya :)
    Terima Kasih

    ReplyDelete